Seorang pramugari bernama Marielle Enrique tak malu menjadi penjual alpukat usai di-PHK dari tempat kerjanya akibat imbas pandemi COVID-19. Perempuan asal Filipina tersebut harus melanjutkan hidup meski berprofesi sebagai pedagang buah.
Mengutip Business News Philippine, di tengah pandemi COVID-19, industri penerbangan di Filipina sangat terpukul sejak virus corona menyebar ke seluruh dunia termasuk ke negeri tetangga Indonesia ini.
Akibatnya, banyak maskapai penerbangan terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat menurunnya antusiasme orang menggunakan transportasi udara di tengah wabah saat ini. Hingga kemudian, ia pun merupakan satu dari sekian pramugari hingga pilot yang di-PHK oleh maskapai penerbangan.

Sontak, akibatnya, ia pun mengaku sangat bersedih lantaran profesi yang ia cita-citakan sejak kecil tersebutharus sirna akibat imbas COVID-19. Bahkan, Marielle mengaku sempat frustasi karena hal tersebut membuat dirinya sangat tertekan.
Akan tetapi, meski sempat bersedih dan frustrasi, Marielle tetap melanjutkan hidup dan menjalani pekerjaan sebagai penjual alpukat. Dengan paras menawannya, ia juga menyebut tak malu menjalani profesi tersebut.
“Saya memilih pekerjaan ini untuk melupakan pekerjaaan dulu saya sebagai pramugari. Selain itu, saya juga harus tetap sibuk bekerja demi menjaga kesehatan,” ucap Marielle seperti dikutip dari Business News Philippine.
Kini, meski profesinya saat ini berbeda jauh dengan pekerjaannya dulu sebagai pramugari, Marielle tidak malu dan akan lebih fokus mengembangkan jualannya serta tak akan memerdulikan perkataan orang lain.
Seperti diketahui, setiap harinya, perempuan berparas menawan tersebut menjual alpukat dan sayuran-sayuran melalui media sosial. Bahkan, fotonya yang sedang membungkus pesanan pembeli beredar luas di media sosial Facebook.
Untungnya, sejak melakoni pekerjaan sebagai penjual alpukat, Marielle mengaku selalu banjir orderan. Mulai dari teman-temannya hingga mantan rekan kerjannya dulu kerap membeli dagangannya.
Tak hanya itu, dagangannya tersebut juga dikabarkan selalu terjual 80 hingga 100 kilogram per hari. Hingga demikian, meski sempat putus asa dan frustrasi, ia mengaku saat ini bisa lega lantaran dagangannya laris terjual.
“Kita bisa mengembangkan potensi kita. Jadi, ambil kesempatan itu untuk mengembangkannya,” ucapnya.